Kamis, Maret 19, 2009

sekedar mengingat kembali

aku cuma mau mengenang lagi sebuah cerita usang yang terjadi waktu jam pelajaran ibu fuji.

waktu itu hari selasa,kalau gak salah.
Seperti biasa, para warga laspagha yang terjerat satpol PP karena terlambat diberi hukuman. Kali ini yang terjerat lumayan banyak, yaitu 8 warga.
Yah, meskipun ga sebanyak waktu telat massal dulu yang pelakunya mencapai tak kurang dari separuh warga.


Setelah selesai ngaji, akhirnya 8 warga itu pun berdiri di depan kelas untuk kami interogasi, mereka adalah;

>. Angga, alasannya terlambat karena nonton dvd persepolis sampe malem larut.<

>. Ade, alasannya karena harus jemput pacarnya dulu alias ngojek, trus macet di jalan S. Parman karena ada truk nakal.<

>. Haris, alasannya abis sarapan kebelet e’e, uda gitu ban motornya kempes.<

>. Chim, alasannya karena ada truk nakal di S.Parman.<

>. Gal, alasannya sama kayak chim.<

>. Bundo, alasannya harus nyetrika rok dulu.<

>. Yune, alasannya kelamaan nongkrong di kantin, jadi telat masuk kelas.<

>. Desy Mami, alasannya juga gara2 si truk nakal.<

Setelah dengerin alasan2 mereka, kami pun berembuk menentukan hukuman.
Nyanyi lagu ‘darah muda’nya om rhoma uda pernah waktu telat massal dulu, suruh baca puisi kayaknya uda basi, hukuman disuruh main drama juga baru minggu kemaren, puisi berantai juga kayaknya kurang menantang.

Di tengah ketegangan2 yang menghimpit kami menjelang UN, kami benar2 butuh hal baru.
Setelah lama mikir akhirnya semua setuju untuk menghukum ke8 wrga tak taat aturan itu untuk membuat cerita berantai.

Dan inilah cerita yang dibuat oleh mereka,

Judulnya “Telat ke sekolah” (angga yang buat judulnya).

Angga: Pada suatu hari, si Amir pergi ke sekolah naik kuda.

Haris: Kemudian Amir pun memacu kudanya menuju sekolah.

Ade : Sesampainya di jalan S.Parman, macet.

Chim : Ternyata kemacetan itu dikarenakan ada orang gila yang menari2.

Gal : Orang gila itu... tak tau siapa namanya.

Bundo: kemudian karena takut melihat orang gila, kuda itupun berlari tak tentu arah.

Yune : Kemudian si penunggang kuda singgah ke warung.

Mami : penunggang kuda yang terburu2 tidak ingat bawa dompet, jadilah dia ngutang dulu.

Angga: kemudian dia pulang untuk mengambil dompet, tapi kemudian tersadar, ngapain naik kuda kalo ada ojek?

Haris: tapi karena ongkos ojek mahal dia lebih milih naik kuda.

Ade : Kemudian sang penunggang kuda pun menjemput seorang wanita.

Chim : Ternyata, wanita itu banci.

Gal : Setelah tau wanita itu banci, sang penunggang kuda pun lari.

Bundo: Melihat penunggangnya lari, sang kuda menyalahkan si banci.

Yune : Kemudian sang penunggang kuda menuju sekolah dengan berjalan kaki.

Mami : Akhirnya dengan pakaian compangcamping sang penunggang kuda pun sampai ke sekolah meski terlambat.

Ghagghag..
Ghendheng banget kan ceritanya. Ga jauh beda sama sang pembuat cerita. Wkwkwkwkw…

Tapi lumayanlah, buat menghibur kepala2 kami yang tampaknya mulai parises ini.

0 komentar: